Konsep Desa Wisata
Keywords:
desa wisata, obyek alternatifAbstract
Sebagai upaya pengembangan kepariwisataan, “Desa Wisata” telah menjadi salah satu alternatif bentuk pengembangan itu dan nampak mulai diminati. Desa Wisata dikatakan sebagai obyek alternatif ketika masyarakat mulai jenuh dengan obyek-obyek wisata yang ada. Kehidupan desa dengan segala potensinya dan segenap masyarakatnya adalah obyek, namun sekaligus juga subyek atas pengelolaan kepariwisataan di desa itu. Kesadaran masyarakat akan kepemilikan potensi, komitmennya untuk mengadakan “Desa Wisata”, kemampuan mengelolanya, kesanggupan untuk melestarikan lingkungan dalam arti yang tidak sempit merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui bagi keberadaan Desa Wisata.
Downloads
References
Effendi, T.N, Wattie, A.M dan Priyadi, B.P. 1996. Kegiatan Non-Farm di Pedesaan. Yogyakarta, Pusat Penelitian Kependudukan.
Hennig,C., 1999. Reiselust; Tourismus und Urlaubskultur. Frankfurt, Suhrkamp.
Karim,A. 2008. Kapitalisasi Pariwisata dan Marginalisasi Masyarakat Lokal di Lombok. Yogyakarta: Genta Press.
Nasikun. 1997. Model pariwisata Pedesaan: Pemodelan pariwisata Pedesaan untuk Pembangunan Pedesaan yang Berkelanjutan. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Soekardjo, RG. 1996. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata sebagai Sistemic Linkage). Jakarta: PT Gramedia.
Page, S.J dan Getz, D. 1997. The Business of Rural Tourism: International Perspectives. London: international Thompson Business Press.
Pearce, Douglas. 1987. Tourist Today. A Geographical Analysis.
Weiler, B dan Hall, C.M (eds). 1992. Special Interest Tourism. London. Bellhaven.
Whellan, Tensie. 1991. Nature Tourism. Managing for the Environtment. Island Press.